Gambar Slide Show

Jumat, 14 September 2012

Dampak Perkembangan Teknologi




UNTUK KITA RENUNGKAN
SIFAT  ANY WHERE  ANY TIME TEKNOLOGI INFORMASI MEMBUAT  YANG JAUH  MENJADI  DEKAT, AKANKAH  YANG  DEKAT  MENJADI JAUH………………………………

Renungan (Galau)
            Sejak telepon bisa masuk saku baju dan komputer dapat digenggamkemana-mana, dunia seolah elastis dan dapat dilipat hingga mampu mengatasi jarak dan waktu. Any where any time, yang jauh menjadi dekat, dunia serasa dalam genggaman. Ironisnya yang dekat malah menjadi semakin jauh tak terjangkau,benarkah fenomina tersebut anda rasakan juga?
Dalam keseharian aktifitas,sering handpone yang pertama dan terahir menyapa dan menemani ketika kita bangun ataupun menjelang tidur dengan mengirim atau menerima pesan,memperbarui status di jejaring sosial,membaca berita yang disuguhkan  pada laman surat kabar online dari berbagai belahan dunia,benar adanya bahwa kemajuan teknologi membuat dunia ada dalam genggaman.Tidak jarang dijumpai tatkala sebuah keluarga ada di ruang keluarga,suami,istri,dan anak-anak berkumpul dengan senda gurau yang terdengar harmonis…..realitanya mereka tertawa sendiri,bicara sendiri,dan senyum-senyum sendiri dengan menghadap laptop,i-pad, atau menggenggam hp masing-masing,  tengah asyk terhubung dengan teman-temanya di dunia maya melalui perangkat mungil TI. Mereka  suami,istri dan anak-anak yang berjarak dekat , sangat dekat malah terasa jauh,jauh sekali tanpa kata tetapi yang jauh bahkan belum pernah bertatap muka malah terasa dekat,teramat dekat.Sampai-sampai anak sedang istirahat dikamar,di rumahnya sendiri , seorang ibu enggan untuk mencari ke kamarnya atau ke tetangga apalagi  memanggil tapi lebih memilih mengirim pesan singkat,”Son pss dmn,ibu da penting bls gpl” nah pesan singkatnya saja juga begitu singkat,lalu kapan bisa bicara banyak memberikan arahan hidup pada si buah hati?. Like and dislike,kita  tak bisa memungkiri kenyataan bahwa ponsel punya andil besar membuat orang mabuk kepayang,lupa diri,lupa lingkungan sekitar,bahkan lupa dengan keluarga.Khusus bagi kawula muda usia sekolah,cobalah dijawab sendiri (cukup dalam hati) berapa persen waktunya digunakan untuk belajar, berapa persen untuk ponsel kesayanganya (termasuk ketika bersama keluarga atau teman tapi sebenarnya sedang bersama ponsel).Tidak sedikit dari kita  yang lebih senang berkomunikasi tak tentu arah (baca:gosip ria) di jejaring sosial atau lebih akrap dengan orang-orang baru yang kita kenal di dunia maya daripada berkomunikasi dengan teman atau keluarga yang sedang dihadapan kita. Dalam keseharian juga sudah terjadi degradasi tata krama dengan tetap mengoperasikan ponsel ketika sedang bertamu,bicara  dengan orang tua,juga dengan teman-temannya dan celakanya lama-lama dianggap hal tersebut sebagai hal biasa. Tidak mengherankan media massa sering mengabarkan kasus perselingkuhan,penculikan dan kejahatan lainya yang berawal dari perkenalan via dunia maya.Bahkan tetangga kita sering ganti ponsel bukan karena hilang atau kecurian tetapi dijatuhkan (dibanting) suami atau istrinya lantaran sms nyasar atau miiscal dengan nomor pribadi.Jangan lupa banyak kejadian tragis di jalan raya hanya oleh sebab  tak mau jauh-jauh dari ponsel ketika  sedang berkendara.
Disisi lain kehadiran ponsel dan perkembangan TI juga menjadi hal yang mengagumkan,melahirkan banyak kebaikan. TI sangat berjasa dalam menyediakan sumber belajar, kecepatan penyebaran berita,termasuk dalam membangun solidaritas untuk mendorong tegaknya keadilan. Kasus Prita beberapa lalu adalah contoh nyata bahwa gerakan solidaritas bisa tumbuh dengan cepat dalam hitungan hari bahkan jam dalam jejaring sosial melalui ponsel dan sejenisnya yang dapat diikuti perkembangannya dengan mudah dari rumah,kantor bahkan dalam perjalanan sekalipun.Satu dasa warsa terakhir  Indonesia ponsel memang memboming,ponsel tiba-tiba menjadi peralatan yang paling diminati dan dibutuhkan bagi semua orang,dari pejabat,sampai tukang sayur, dari orang tua sampai anak-anak. Ponsel sudah tidak lagi menjadi barang mewah, bermerk atau tidak, yang mahal atau yang murah hampir tidak bisa dibedakan dan memang tidak menjadi kepedulian orang,yang penting bisa digunakan (ada pulsanya).
Fenomena TI yang tertuang dalam peralatan canggih dan cantik tersebut adalah maha karya dari peradapan manusia yang tidak terelakan sebagai bagian dari sebuah siklus peradapan, seperti yang pernah dicatat oleh para pemikir dan sejarawan manusia.  Edwart Gibbon menulis “Dectine and Fall of Roman Empire” hingga 6 edisi pada tahun 1776-1788. Di abad modern ada Arnold J Toynbee dalam “A Study of History” pada tahun 1955. Secara umum menjelaskan bahwa setiap peradapan melahirkan manusia-manusia istimewa yang membawa perubahan. Namun satu hal yang harus kita sikapi bahwa siklus peradapan atau apapun namanya jangan membuat kita terpuruk dan tenggelam menjadi korban dari perubahan tersebut,jadilah sebagai the winner yang tentunya dengan tetap mengedepankan imtaq  agar tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai budi pekerti. Do you agree?

Penulis : Mr.sbg.
Sumber: TYS,Teknologi harus diimbangi kearifan,Kompas,Rabu 8 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Video